Wednesday, February 4, 2015

Bali Kelebihan Hotel

Wisatawan menikmati sore di Pantai Kuta, Bali, Sabtu (22/6/2013). Keindahan wisata pantai di sejumlah kawasan di Bali seperti Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua dan Tanjung Benoa masih menjadi daya tarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Jumlah hotel di Bali, terutama di wilayah selatan, yang terus bertambah setiap tahun sudah melebihi kebutuhan. Buktinya, tingkat hunian 2.212 hotel dengan total 50.000 kamar di Bali terus menurun lima tahun terakhir meski jumlah wisatawan meningkat.

Jumlah 2.212 hotel dengan total 50.000 kamar tersebut adalah yang tercatat di Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Diperkirakan, jumlah riil kamar hotel/penginapan di Bali lebih dari 60.000 ruangan karena adanya bangunan vila atau pondok wisata serta penginapan ilegal. Hal ini berdampak, salah satunya, penurunan tingkat hunian hotel dari rata-rata 62 persen per tahun pada 2011-2013 menjadi 51 persen pada 2014.

”Kami menduga ini adanya persebaran wisatawan menginap, apalagi jumlah hotel dan kamarnya puluhan ribu, terutama yang ilegal,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Yuniartha Putra, di Denpasar, Selasa (3/2/2015).

Penurunan tingkat hunian merata di Denpasar, Badung, Tabanan, Gianyar, Karangasem, dan Buleleng. Bahkan, penurunan tingkat hunian hotel di Tabanan cukup drastis, yaitu dari 75 persen pada November 2014, menjadi hanya 55 persen pada Desember 2014. Tingkat hunian hotel-hotel di Buleleng terendah, yaitu 30,36 persen.

”Kami heran juga dengan penurunan tingkat hunian ini karena wisatawan naik dan liburan pun banyak di akhir tahun lalu,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Bali Panusunan Siregar.

Hal tersebut membuat pelaku usaha khawatir. Jika pembangunan hotel tak terkendali, justru membuat karyawan industri pariwisata menganggur, meski jumlah wisatawan meningkat setiap tahun.

Jumlah wisatawan di Bali terus meningkat. Jumlah wisatawan mancanegara pada 2013, misalnya, sebanyak 3.278.598 orang, pada 2014 meningkat menjadi 3.766.638 orang.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ngurah Wijaya berharap ada kesadaran pemerintah kabupaten/kota di Bali bagian selatan untuk mengatur pembangunan hotel/penginapan baru. Ini sekaligus untuk mendorong penyebaran pembangunan hotel/penginapan di wilayah lain.

Tak berdaya

Pemerintah provinsi pun tak berdaya mengendalikan pembangunan hotel di Bali karena ajakan moratorium pembangunan hotel tidak direspons kabupaten/kota, terutama di Bali bagian selatan. Di Denpasar, misalnya, pembangunan city hotel merebak. Namun, hal ini dinilai belum mengganggu.

Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Yuniartha Putra mengatakan, pihaknya kesulitan mengimbau moratorium hotel, terutama di Badung dan Denpasar. Investasi di industri pariwisata pun, lanjutnya, masih melirik Bali bagian selatan. ”Kami hanya bisa berharap kabupaten/kota menyadari sudah penuhnya kamar hotel,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Badung memutuskan tidak menerapkan moratorium hotel. Alasannya, kata Kepala Humas Pemerintah Kabupaten Badung AA Raka Yuda, terlalu kaku. Namun, katanya, pihaknya berupaya mempersulit perizinan pembangunan hotel baru. Ia mencontohkan hotel harus menyediakan lahan parkir, lahan tidak boleh kurang dari 1 hektar.

Menurut pengamat pariwisata dan ekonomi Universitas Udayana, I Wayan Ramantha, agar pembangunan hotel merata, Bali harus bisa berkreasi dalam mengolah destinasi pariwisatanya, terutama yang berada di Bali bagian utara, timur, dan barat. Dia optimistis, pariwisata masih bisa menjadi andalan Pulau Bali.

Sementara itu, Pemerintah Kota Denpasar terus mengembangkan potensi wisata yang ada. Pemkot Denpasar berencana meluncurkan Heritage City Tour atau paket wisata budaya perkotaan pada Maret mendatang.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Denpasar, Ida Bagus Rahoela mengatakan, obyek-obyek wisata yang akan dimasukkan paket tersebut antara lain Museum Bali, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, dan kawasan Catur Muka Kota Denpasar.

Arief Yahya: Pariwisata Kota Tua Lebih Siap Dijual

Warga memadati Taman Fatahillah di Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (26/12/2014). Libur panjang natal dan tahun baru, Taman Fatahillah salah satu tempat tujuan wisata yang diminati warga.

"Dari sisi pariwisata Kota Tua lebih mudah dijual," ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya saat ditemui dalam acara perayaan terpilihnya Kota Tua Jakarta sebagai nominasi UNESCO World Heritage Site, Selasa (3/2/2015) di Batavia Café, Kota Tua.

Arief Yahya sangat mendukung Kota Tua Jakarta sebagai nominasi UNESCO World Heritage Site yang diseleksi pada 1 Januari 2015. Menurut Arief, Kota Tua Jakarta memiliki nilai sejarah yang tinggi, karena masih ditandai dengan arsitektural bangunan yang heritage.

Untuk jumlah pengunjung dalam laporan 3 bulan terakhir tahun lalu, yakni Oktober hingga Desember 2014 mengalami peningkatan. “Kita itu rata-rata 775 ribu orang per bulan, tapi pada bulan Desember lalu sudah tembus 900 ribu. Ini merupakan berita baik,” kata Arief.

Dengan peningkatan jumlah pengunjung tersebut, Arief akan menambah jumlah target pengunjung satu juta per bulan, sehingga dalam satu tahun akan tercapai 12 juta pengunjung. "Jika nanti Juni Juli sudah tembus pertama kali satu juta pengunjung, semoga untuk ke depannya mudah dicapai target kita," tambah Arief.

Sunday, February 1, 2015

Oreo Goreng Berpadu Es Krim, Hmm...

Shirokuma Oreo Goreng

Shirokuma adalah salah satu kedai yang menyajikan dessert Jepang di Jakarta yang tengah mewabah. Jadi tidak heran kalau menu-menu mereka memiliki rasa dan kesan yang dalam. Penasaran? Langsung saja kunjung kedai Shirokuma!

Kedai yang berlogo beruang putih yang lucu ini terletak di kawasan Pantai Indah kapuk, Ruko Crown Gol Blok A Nomor 32. Shirokuma buka dari jam 12 siang hingga tengah malam setiap harinya, mereka memiliki bentuk kafe yang unik sehingga Anda tidak mungkin melewatinya.

Shirokuma memiliki banyak menu-menu menarik dari es krim hingga Japadog, hot dog ala Jepang. Namun yang menjadi menu kebanggan Shirokuma dan juga favorit pelanggan adalah Snow Afrogato.


Shirokuma Snow Afrogato

Menu ini adalah es krim yang dipadukan dengan gulali dan minuman. Ada tiga macam Snow Afrogato yaitu matcha, espresso, dan hot chocolate. Jika Anda memilih matcha, maka es krimnya adalah es krim green tea atau teh hijau, begitu juga dengan minumannya. Paduan rasa yang harmonis ini membuat Anda tidak bisa berhenti makan.

Jika Anda ingin mencicipi makanan yang teralu manis, bisa pilih Oreo Goreng milik Shirokuma. Sesuai namanya, menu ini memang hanya biskuit Oreo yang digoreng dan disajikan dengan es krim vanila. Tetapi para tamu juga bisa memilih untuk tidak memakai es krim dan Shirokuma akan memberikan Oreo yang lebih banyak. Ada banyak menu lezat lainnya di Shirokuma sehingga bisa menjadi alasan untuk terus berkunjung.

Ramma, Lembah di Kaki Bawakaraeng

Beberapa pendaki menikmati suasana hutan di Gunung Bawakaraeng, dalam perjalanan menuju Lembah Ramma. Hutan rapat dengan pepohonan besar adalah sebagian keindahan yang dapat dinikmati dalam perjalanan ke Lembah Ramma. Pesona lembah ini sejak beberapa tahun terakhir menarik minat banyak orang untuk berkunjung.

SENJA itu, ratusan pengunjung, sebagian besar pendaki, melepas lelah di Tallung, sebuah tempat di ketinggian berkisar 1.700-1.800 meter di atas permukaan laut. Dari Tallung,

sejauh mata memandang terhampar pemandangan lembah hijau, pepohonan di lereng gunung, sungai-sungai yang meliuk-liuk, dan kabut.

Awan berbagai bentuk yang seputih kapas di antara birunya langit, seolah-olah dalam jangkauan. Tampak pula tenda warna-warni di tengah-tengah lembah yang tersebar di antara

sungai, tanah lapang, dan pepohonan. Pesona keindahan itu membayar impas, perjalanan mendaki dan menurun selama sekitar empat jam.

Lembah yang tampak sejauh mata memandang itu adalah Lembah Ramma, di kaki Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang. Sebenarnya Lembah Ramma sebagian besar berada di kaki

Bawakaraeng. Itulah sebabnya, mengapa banyak pengunjung khususnya pendaki, menjadikan Dusun Lembanna di Malino, Kabupaten Gowa, sebagai titik awal menuju Lembah Ramma. Adapun

Malino adalah dataran tinggi di Kabupaten Gowa yang menjadi salah satu tempat wisata.

Lembanna adalah salah satu dusun di di kaki Gunung Bawakaraeng yang nyaris tak pernah sepi pengunjung. Baik perjalanan mendaki ke Gunung Bawakaraeng maupun ke Lembah Ramma,

umumnya dimulai dari dusun ini.

Dusun Lembanna berhawa dingin, dengan permukiman warga di antara beragam tanaman hortikultura. Lembanna berjarak sekitar 80 kilometer dari Makassar. Lembanna dapat dijangkau

memakai kendaraan roda dua dan roda empat dari Makassar.

Warga Lembanna sangat ramah dengan pengunjung. Pintu setiap rumah selalu terbuka bagi siapa saja, dan sekaligus dapat menjadi tempat menginap sebelum melanjutkan perjalanan.

Pemilik rumah juga akan dengan senang hati memasak untuk setiap tamu yang datang. Biasanya pengunjung akan memberi sebagian bekal yang dibawa, untuk dimasak dan sebagian lagi

diambil dari kebun di sekitar rumah. Cukup memberi uang seadanya kepada pemilik rumah.

Jika tak ingin menginap di Lembanna, kawasan wisata Malino dapat menjadi alternatif. Di lokasi ini terdapat banyak penginapan, hotel, dan rumah makan. Harga sewa penginapan

bervariasi, Rp 200.000-an hingga jutaan. Jarak Malino dan Lembanna sekitar 20 kilometer.

Petualangan

Lembah Ramma, sejak beberapa tahun lalu menjadi alternatif tempat wisata, terutama bagi orang-orang yang senang perjalanan petualangan. Selain keindahannya, perjalanan

pendakian yang cukup lebih mudah ketimbang mendaki Gunung Bawakaraeng atau Lompobattang, membuat Lembah Ramma bisa dijangkau bahkan oleh mereka bukan pendaki ulung.

Dari Lembanna, perjalanan ke Lembah Ramma dimulai dengan menyusuri perkebunan. Kebun wortel, bawang, kentang, dan markisa adalah sebagian dari jejeran tanaman yang menghampar

menghias sisi jalan. Lepas dari kebun, perjalanan memasuki hutan, mulai dari hutan yang pepohonannya jarang dan rendah sebagian, juga terdapat alang-alang hingga hutan rapat

yang tanamannya besar.

Mendaki, menurun, melalui bebatuan, akar pohon besar, adalah tantangan yang dilalui menuju Lembah Ramma. Rambu dan petunjuk, memudahkan pengunjung menuju Ramma. Ada beberapa

titik seperti pertigaan atau perempatan yang menjadi jalur pendakian ke puncak Bawakaraeng. Namun petunjuk sangat jelas mengarahkan pengunjung, jika akan ke Ramma.

Terdapat beberapa persinggahan antara Lembanna-Ramma. Persinggahan ini berupa sungai dengan bebatuan besar dan air yang jernih, serta beberapa tanah yang lapang. Biasanya di

setiap persinggahan, pengunjung akan mengeluarkan bekal sembari beristirahat sejenak. Tidak sedikit pula pendaki yang membawa kompor kecil, menyeduh kopi di tempat

persinggahan ini. Banyak yang kerap berlama-lama di tempat persinggahan, untuk sekadar menikmati suasana sungai, hutan, dan kicau burung.

Ada beberapa titik perjalanan dengan rute lebih menantang, misalnya tanjakan dan turunan melalui bebatuan besar dengan akar pohon di antaranya yang menyerupai anak tangga.

Rute ini tetap terbilang aman dan dapat dilalui siapa pun.

”Justru menariknya di rute-rute menantang ini. Lagi pula lumayan aman dan pasti puas. Saya datang ke Ramma, karena memang mencari alternatif berwisata yang sedikit menantang.

Selain itu belajar tentang alam,” kata Paulus Tandi Bone, seorang fotografer yang bersama teman-temannya, kerap menghabiskan waktu libur di Ramma.

Menantang dan mendapat pemandangan yang memesona, juga menjadi alasan Hajrah (25), seorang karyawan swasta berkunjung ke Ramma. ”Berwisata murah meriah, olahraga dapat, puas

juga dapat. Lelah di perjalanan iya, tetapi begitu tiba di Ramma, semua hilang. Yang ada rasa syukur, puas, dan tentu saja pikiran kembali jernih,” katanya.

Walau sedikit menantang, sebagai alternatif tempat wisata, Ramma nyaris tak pernah sepi kunjungan. Setiap pekan, ada saja kelompok pengunjung yang datang. Bahkan saat musim

libur dan momen peringatan hari kemerdekaan, sumpah pemuda, hari pahlawan, hingga malam tahun baru, jumlah yang datang akan mencapai ratusan dalam sekali kunjungan. Saat-saat

seperti ini, Lembah Ramma, ramai dengan kemah pengunjung.

Umumnya pengunjung ke Ramma, hanya menginap satu-dua malam. Hanya sedikit yang menginap lebih lama dari itu. Biasanya yang menginap lebih dari dua malam, kelompok yang

melakukan kegiatan.

Beberapa tahun ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulsel, memang terus mencari alternatif tempat wisata baru, selain Tana Toraja dan Pantai Bira di Bulukumba. ”Sulsel punya

banyak pesona keindahan alam. Banyak alternatif berwisata, selain sekadar wisata alam. Ada banyak wisata pendidikan, wisata agro, dan wisata petualangan yang tak kalah

menarik. Ini yang sedang coba kami tawarkan. Memang perlu pembenahan di sana sini dan itu sedang kami upayakan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Sulsel, Jufri Rahman.

Lembah Ramma, betapapun menantang dan butuh sedikit bersusah-susah, toh tak ada yang hanya ingin sekali saja berkunjung ke sini. Umumnya pengunjung selalu meninggalkan Ramma

dengan janji, akan kembali. Pesona Ramma, seolah menjadi magnet yang selalu menarik orang untuk kembali.

Friday, January 30, 2015

Indonesia-Thailand Kembangkan Tiga Program Pariwisata

Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur

Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat akan mengembangkan tiga program pariwisata unggulan yakni, Buddhism Travelling (wisata religi Buddha), cruise (kapal pesiar) dan yacht (kapal layar), serta "Bali Phuket Travel Package", sebagai rangkaian kerja sama  pengembangan kawasan segitiga pertumbuhan (triangle) Sabang (Indonesia) – Phuket (Thailand) – Langkawi (Malaysia) dalam semangat ASEAN.

Seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (30/1/2015), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, tiga program kerja sama pariwisata unggulan dengan Thailand ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Tahun ini, pemerintah Indonesia menargetkan kunjungan wisman sebesar 10 juta dan 20 juta wisman pada 2019.

“Tiga program pariwisata ini sejalan dengan kebijakan kita  yakni memberikan bebas visa pada tahun ini kepada  5 negara sumber wisman (RRT, Jepang, Korsel, Australia, dan Rusia) serta kemudahaan masuknya kapal yacht dunia  dalam upaya mendorong kunjungan wisman yang ada di negara-negara ASEAN agar melanjutkan ke Indonesia,” kata Arief, seusai  mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkarn Wattanavrangkul di sela-sela acara  pertemuan para menteri ASEAN (ASEAN Tourism Forum /ATF) 2015 yang berlangsung pada 22-29 Januari di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Melalui kerja sama itu diharapkan pertumbuhan pariwisata di tiga negara anggota ASEAN tersebut semakin meningkat. Sekaligus  mempercepat terwujudnya ASEAN Single Destination yang menjadi bagian dari diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada akhir tahun ini.

Arief menjelaskan kerja sama cruise dan yacht akan mendorong kunjungan wisman ke tanah air yang  dikembangkan dalam program marine tourism (wisata bahari). Wisata bahari merupakan sebagai salah satu produk unggulan pariwisata Indonesia selain wisata MICE  (meeting, incentive, convention, and exhibition), dan wisata perbatasan (border tourism). WIsata perbatasan merupakan program untuk menarik wisman dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Papua Nugini, maupun Timor Leste.

Dalam pertemuan ATF 2015, Menpar Arief Yahya juga melakukan pertemuan bilateral dengan Vice Chairman City  CNTA (China National Tourism Administration) Yu Dili antara lain membahas pelaksanaan wisata sejarah (history) memperingati ekspedi pelayaran Laksama Cheng-he yang menelusuri "Jalur Sutra" dari Tiongkok hingga ke wilayah Indonesia. Rencananya wisata sejarah dalam pelayaran jalur sutra dimulai dari RRT dan akan singgah di Batam, Riau sekitar akhir Januari 2015.

Turis Tiongkok Makin Mudah Terbang ke Indonesia

Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Pura Ulu Watu, Bali

Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, berencana mengembangkan rute-rute ke RRT. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, Garuda Indonesia akan terbang ke 9 kota di Tiongkok. Saat ini, ada tiga kota di Tiongkok yang diterbangi Garuda Indonesia melalui penerbangan reguler.

"Tapi nanti di luar tiga kota itu. Total ada sembilan kota," ungkap Arif saat ditemui di kantor Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (29/1/2015).

Garuda Indonesia melayani penerbangan reguler dari Jakarta ke Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Namun di tahun 2015, Garuda Indonesia mulai melayani penerbangan carter ke kota-kota lainnya. Baru-baru ini, Garuda Indonesia telah membuka rute Denpasar-Beijing (PP) mulai 13 Januari 2015 yang lalu.

Arif menambahkan pengembangan rute Tiongkok tidak hanya dalam rangka Imlek tetapi akan dikembangkan sampai akhir tahun. "Kita garap pasar leisure berdasarkan penerbangan reguler dan carter," tutur Arif.

Untuk penerbangan carter, rute yang digarap adalah kota-kota secondary di Tiongkok seperti Chengdu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang, dan Chengzhou. Dari kota-kota ini akan terbang ke Denpasar dan Manado.

Salah satu upaya Garuda Indonesia adalah menutup rute Denpasar-Brisbane dan mengalihkannya tersebut ke Tiongkok. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, setiap tahunnya ada lebih dari 100 juta turis asal Tiongkok yang bepergian ke luar negeri. Namun, jumlah wisman Tiongkok yang masuk Indonesia hanya sekitar 800.000 atau kurang dari satu persen.

Tuesday, January 27, 2015

Cara Bertransaksi Praktis di Jepang dengan Koin Yen

Sebagian restoran menyediakan mesin otomatis di Jepang dengan panel khusus untuk memilih dan membayar makanan.

JIKA di Indonesia, fungsi koin receh biasanya hanya dicari-cari untuk membayar jasa parkir, kondisi itu berbeda jika Anda berwisata ke Jepang. Uang berbentuk koin di sana memegang peranan cukup penting, terutama untuk Anda wisatawan yang memegang prinsip perjalanan ala backpacker.

Koin di Jepang terbagi menjadi beberapa satuan, yaitu 1 Yen, 5 Yen, 10 Yen, 50 Yen, 100 Yen, dan 500 Yen. Selain dilihat dari nilai yang tertera di koin Yen, perbedaan antara satu sama lain dapat dilihat dari ukuran diameter atau ketebalan koin dan juga bahan baku pembuatannya.

Manfaat pertama koin di Jepang adalah untuk membeli barang dari vending machine atau mesin penjual otomatis yang tersebar di seantero Jepang. Anda tinggal memasukkan koin sesuai dengan harga barang yang ingin Anda beli, tekan tombol pilihan barang, kemudian barang yang Anda pilih akan keluar bersamaan dengan koin jika ada kembalian.

Kini, barang yang dijual di mesin otomatis tidak hanya sekadar minuman kemasan. Saat ini Anda bisa membeli buah segar seperti apel atau pisang melalui vending machine, bahkan makanan seperti taiyaki (kue tradisional Jepang berbentuk ikan) atau hamburger dapat dibeli dengan koin di mesin penjual otomatis.

Kreatifnya, di salah satu sudut wilayah Harajuku, tepatnya di depan salon Toni & Guy Harajuku terdapat vending machine yang menjual minuman dan juga produk shampoo dan kondisioner maupun jepit rambut.

Koin dapat pula digunakan untuk menyewa locker penyimpanan. Hampir di setiap ruang publik di Jepang seperti stasiun maupun shuttle bus memiliki locker penyimpanan yang dapat digunakan dengan memasukkan koin dengan nominal tertentu. Tentu saja, harga sewa setiap locker berbeda untuk setiap ukuran dan juga lama penyimpanan.

Locker ini sangat bermanfaat untuk Anda yang berlibur dengan mobilitas yang cukup tinggi, Anda bisa menitipkan koper maupun carier di locker untuk beberapa jam selagi Anda puas berkeliling di kota tujuan. Biasanya Anda perlu mengeluarkan koin senilai 200 hingga 300 Yen untuk locker ukuran kecil, 500 Yen untuk loker ukuran sedang, dan 600 hingga 700 Yen untuk locker yang dapat memuat koper maupun carier Anda.

Terdapat banyak pilihan barang yang disediakan di mesin penjual otomatis di Jepang yang dapat dibeli dengan koin.

Manfaat lain koin adalah untuk mencuci di coin laundry, yaitu tempat laundry untuk umum yang dapat dioperasikan dengan koin. Jasa coin laundry sangat praktis untuk wisatawan dengan bawaan pakaian terbatas yang mengharuskan untuk segera dicuci, biasanya deterjen untuk mencuci sudah disediakan dalam gelas kertas di tempat coin laundry.

Beberapa restoran di Jepang juga memanfaatkan mesin otomatis yang menggunakan koin sebagai sarana pembayaran makanan dan minuman. Biasanya letak mesin ada di dekat pintu masuk, pembeli harus memilih makanan dan minuman di layar sentuh kemudian membayar dengan koin atau uang kertas, setelah itu kupon dan uang kembalian akan keluar bersamaan.

Anda tinggal duduk menunggu setelah menyerahkan kupon pesanan makanan tersebut ke pelayan restoran. Serba praktis dan efisien, karena tidak perlu ada kasir untuk mengurus pembayaran.

Masih banyak manfaat uang koin jika Anda berwisata ke Jepang, misalnya untuk membeli tiket kereta atau bus, membeli pembalut di toilet umum khusus wanita, membeli koran atau majalah, maupun membeli telur segar dari mesin penjual otomatis. Segera siapkan dompet koin Anda sebelum menjelajahi Jepang.

Santapan Steak ala Australia


Sebuah masakan yang lezat adalah masakan yang dimasak dengan cara terbaik. Hal itu akan berpengaruh kepada setiap gigitan rasa dan aroma dari makanan tersebut. Itulah yang dilakukan oleh. Outback Steakhouse. Baru-baru ini, Outback Steakhouse membuka cabang keempatnya di Lippo Mall Puri Indah, Jakarta Barat.

Dengan seasoning yang berbeda, Anda bisa merasakan masakan steak ala Australia di Outback Steakhouse. Cabang dari steakhouse dari Australia ini akan memberikan kenikmatan berbeda kepada penikmat steak yang ingin merasakan masakan khas Australia, khususnya steak.

Dengan menu andalan Outback Special, daging yang dipakai adalah daging sapi impor dari Amerika Serikat. Daging yang lengas berpadu dengan sentuhan bumbu dan resep Australia.

Menu lainnya dengan rasa ala Australia di antaranya BBQ Beef Ribs, yaitu daging iga bakar yang empuk dan lezat ini diolesi dengan saus barbeque dan dihidangkan dengan kentang goreng. Coba juga Seasond and Seared Prime Rib, tulang rusuk iga bumbu yang dibakar lembut ini dihidangkan dengan cara tradisional au jus, saus menggunakan sari pati dari daging itu sendiri.

Selain menu daging sapi, ada pula menu ayam. Seperti Chicken on the Barbie, daging ayam bagian dada dipanggang dengan tambahan sayuran segar, sembari diolesi dengan saus barbeque.

Tidak hanya steak, namun di Outback Steakhouse juga disediakan makanan pembuka dan penutup serta minuman dan makanan lain seperti seafood, salads, dan banyak lagi khas Australia.

Bukan daging sapi dan ayam saja, melainkan Anda juga bisa menikmati makanan seafood, salads, aneka hidangan pembuka dan pencuci mulut,hingga minuman dengan sentuhan ala Australia. Sentuhan restoran ini sendiri penuh dengan lapisan kayu namun modern membuat suasana terkesan hangat. Restoran ini buka dari pukul 12.00 hingga 22.00.

Sunday, January 25, 2015

Berenang Bareng Hiu di Selat Bali, Berani?


Pernah mencoba berenang dengan hiu? jika belum anda perlu mencobanya di Bangsring Underwater (Bunder) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Ada 5 ekor hiu yang

siap menemani Anda berenang di kolam tengah Selat Bali ini.

Bangsring Underwater (Bunder) mulai dibuka oleh warga lokal pada Agustus 2014. Di sini wisatawan bisa melihat keindahan terumbu karang yang masih asli. Tak hanya itu, kawasan

yang masuk Selat Bali ini juga punya kolam dengan 5 ikan hiu. Turis bisa berenang di situ.

"Perlu kekuatan mental. Adrenalin meningkat saat masuk ke kolam jerambah yang berisi hiu," ujar Wisnu salah satu wisatawan dari Banyuwangi, kepada detikcom, Minggu (25/12015).

Lima ekor hiu berukuran setengah sampai 1 meter ini berkeliling sekitar wisatawan yang 'nyemplung' di kolam jerambah berukuran 3x3 meter di sekitar rumah apung Bunder.

Terkadang, hiu yang aktif mencoba menabrak tubuh wisatawan. Ini cukup‎ membuat kaget orang yang ditabrak hiu itu. Tapi tenang, hiu-hiu itu tidak akan mengigit. Sebab sebelum

diajak bermain, hiu-hiu itu terlebih dahulu diberi makan.

"‎Sebelum ‎diajak bermain kita kasih makan dulu. Meski sudah jinak tetap kita mewaspadai. Karena termasuk hewan liar juga," ungkap Yanto kepada detikTravel.

Di Bunder ini, kata Yanto, selain hiu terdapat pula ikan hias, kerapu dan lobster yang dipiara di ‎kolam jerambah disekitar rumah apung. Ini untuk pembelajaran bagi masyarakat

umum yang singgah di rumah apung Bunder.

"Kita sering melakukan pelatihan masyarakat. Kebanyakan adalah mahasiswa dari beberapa‎ universitas. Terkait dengan penyelamatan perairan dan juga terumbu karang," pungkasnya.

Untuk masuk ke wilayah Bunder tidak ditiketkan. Namun untuk menyebrang ke rumah apung, wisawatan wajib membayar jasa penyebrangan menggunakan boat Rp 10 ribu. Selain itu, di

Bunder ini juga menyewakan alat snorkeling dan sepatu katak, untuk melihat pemandangan bawah laut yang eksotis, dengan tarif Rp 35 ribu.


Hangatnya Minuman Tradisional Penghalau Dingin

Wedang Ronde

Di musim hujan seperti ini paling enak menikmati aneka minuman panas tradisional. Pilihannya beragam dan jika ingin mencicipi beragam jenis minuman tradisional di satu tempat, bisa mencoba di The Harmony Restaurant yang berada di Hotel Santika Premiere Jakarta.

Di restoran ini, setiap harinya para tamu bisa menikmati prasmanan makan siang atau malam disertai dengan aneka pilihan minuman tradisional. Untuk minuman panas, bisa menikmati “Wedang Jahe” yang merupakan minuman khas Jawa terbuat dari racikan air jahe, serai, daun pandan dan gula.

Selain itu terdapat juga minuman khas Jawa Barat “Bandrek” yang terbuat dari air jahe, kayu manis, cengkeh, daun pandan dan gula. Kedua minuman yang disajikan hangat ini sangat cocok dinikmati pada cuaca dingin.

Anda bisa melakukan pemesanan khusus untuk aneka minuman traditional seperti minuman khas Jawa Barat “Bajigur” yang terbuat dari air jahe, daun pandan, dan santan. Serta minuman hangat khas Jawa yaitu "Wedang Ronde" yang merupakan paduan dari wedang jahe dengan ronde. Ronde terbuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk seperti bola dengan kacang di dalamnya.

Jika Anda menginginkan minuman dengan cita rasa rempah yang kuat, minuman khas Betawi “Bir Pletok” bisa menjadi pilihan. Minuman ini terbuat dari kapulaga, cengkeh, jahe, kayu manis, daun pandan, lada hitam, pala, dan kayu secang.

Jika Anda ingin tetap menikmati minuman dingin menyegarkan, bisa mencoba “Es Cendol” yang terdiri dari cendol hijau dengan campuran santan dan gula merah. Ada pula “Es Campur” segar yang terdari dari es, buah melon, kolang-kaling, cincau, tapai singkong, susu kental manis, dan sirup merah. Penggemar jamu, jangan lewatkan juga kesempatan untuk dapat menikmati “Jamu Beras Kencur” dan “Jamu Kunyit Asam” yang menyehatkan.

Saturday, January 24, 2015

Pisang Goreng Cakar, Camilan Maknyus Dari Banda Aceh


Belum lengkap rasanya kalau traveling ke suatu tempat tapi tidak mencicipi aneka kulinernya. Bagi kamu berakhir pekan ke Banda Aceh, wajib coba yang namanya pisang goreng cakar. Rasanya bikin ketagihan, maknyus!

Satu lagi kuliner yang wajib dicoba di Banda Aceh adalah Pisang Cakar. Pisang goreng yang berbentuk mirip cakar ayam ini rasanya cukup maknyus. Cara kreatif mengolah pisang yang berbeda dari biasanya. Cocok sebagai camilan sore kamu.

Aktifitas berburu kuliner lezat di Aceh seperti tiada habisnya. Salah satunya yang terdapat di kawasan Keutapang, Banda Aceh. Nama kulinernya yaitu Pisang Cakar.

Kuliner ini berupa gorengan pisang yang beda dari biasanya. Bedanya jika gorengan pisang hanya di iris di bentuk satu sampai tiga irisan , pisang cakar ini di iris lebih kecil dan di goreng hingga berbentuk seperti cakar ayam.

Lokasi kuliner ini tak jauh dari Simpang Keutapang. Penjualnya berupa warung kecil di depan rumah pemiliknya. Di warung tersebut juga menyediakan berbagai kuliner lainnya seperti tahu, ubi, bakwan, dan sebagainya.

Aneka gorengan yang cocok buat cemilan di sore hari sembari minum teh dan kopi hangat. Pisang cakar sangat cocok sebagai teman mengobrol bersama teman ataupun keluarga di rumah.

Menurut saya, walaupun kuliner berbentuk gorengan itu banyak di Indonesia, namun cita rasanya beda-beda, ada yang khas, dari cara penyajian dan juga pelayanannya. Salah satunya ya Pisang Cakar ini. Ide kreatif pedagangnya membuat pisang goreng Cakar menjadi menarik, sehingga banyak peminatnya. Patut untuk kamu coba!

Sambut Valentine, Cimory Punya Cokelat Spesial Untuk Wisatawan

Matcha Chocolate Bar (Cimory)

Cimory jadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang menghabiskan liburan di kawasan Puncak, Jabar. Dalam rangka menyambut Hari Kasih Sayang atau Valentine pada 14

Februari mendatang, Cimory punya cokelat spesial. Apa itu?

Dari rilis yang diterima detikTravel, Sabtu (24/1/2015) cokelat tersebut bernama Matcha Chocolate Bar yakni perpaduan dari cokelat dan teh hijau. Cokelatnya yang mengandung

cacao butter dipadu ekstrak teh hijau yang diimpor dari Jepang. Nyam!

Berdasarkan rangkaian riset internasional, coklat dan teh hijau memiliki beragam manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Matcha Chocolate Bar diyakini tinggi akan antioksidan,

karena tidak menggunakan pewarna atau perasa tambahan untuk rasa teh hijaunya yang lembut.

"Kami memberikan alternatif dari tradisi pemberian coklat tradisional di hari Valentine menjadi coklat yang lebih trendi dan masa kini," kata Direktur Chocomory Axel Sutian

yang mengaku cokelat tersebut memang disiapkan berbarengan dengan momen Valentine.

Selain itu, Matcha Chocolate Bar pun akan menjadi oleh-oleh yang baru dari Cimory. Bahkan Axel sesumbar, kalau produk-produk Cimory sudah jadi oleh-oleh khas Puncak.

"Kami telah dipercaya oleh wisatawan asing dan lokal untuk menjadi tujuan utama wisata kuliner untuk dikunjungi ketika sedang berlibur ke daerah Puncak. Dan kini mulai dikenal

sebagai oleh-oleh khas Puncak," paparnya.

Wisatawan bisa datang sendiri ke Cimory di alamat Jl Raya Puncak No 435 Km.77, Cisarua. Cokelat spesial ini, katanya bisa buat lidah 'meleleh'...

Friday, January 23, 2015

Inikah 'Neraka' di Thailand?

Black House di Chiang Rai, Thailand

Di Chiang Rai, Thailand ada objek wisata bernama Baan Dam atau Rumah Hitam . Auranya yang menyeramkan membuat tempat ini dijuluki sebagai 'neraka'. Penasaran?

Konon, di Kota Chiang Rai kita bisa menyaksikan surga dan neraka. Surga yang dimaksud yaitu Kuil Putih atau White Temple, sementara neraka yang dimaksud adalah Baan Dam atau

Black House (rumah hitam).

Ditempuh selama 45 menit dari pusat kota dengan menyusuri jalan kecil menuju perkampungan, kita bisa dengan mudah menemui sebuah bangunan yang besar dan hitam.

Bangunan Rumah Hitam dibangun oleh seorang seniman Thailand, Thawan Duchanee. Ketika melewati pintu masuk, kami disambut 2 buah patung raksasa yang diimpor dari Bali,

Indonesia. Membanggakan melihat hasil karya anak bangsa dipasang dipintu masuk tersebut.

Rumah Hitam ini merupakan sebuah bangunan kayu yang kokoh terbuat dari kayu jati dan didominasi oleh warna coklat tua dan hitam. Hitam adalah warna favorit sang seniman yang

baru saja wafat tahun 2014 lalu.

Menurutnya, warna hitam menggambarkan perjalanan sang Budha ketika berpetualang dan menyaksikan begitu banyak penderitaan umat manusia karena penyakit, umur tua dan kematian.

Tanduk kerbau warna hitam yang besar begitu menguasai ruang masuk museum dan ditata dengan apik. Gelondongan kayu jati tua yang besar menghiasi seisi rumah. Thailand memang

terkenal sebagai penghasil kayu jati terbaik di dunia selain Indonesia dan Myanmar.

Di bagian belakang rumah ada beberapa bangunan kecil yang menyimpan beberapa artefak seni yang memang sengaja dipasang oleh sang seniman untuk menggambarkan kehidupan pedesaan

khas Thailand. Sekilas sangat mirip seperti di Indonesia.

Untuk berkunjung ke sini tidak dikenakan biaya. Buka dari pukul 09.00-17.00 dan tutup pada saat jam makan siang pukul 12.00-13.00. Di sini ada sebuah coffee shop yang menjual

lukisan dan beberapa pernak-pernik dari Bali.

Seperti yang kita ketahui, ukiran dari Bali banyak diekspor ke Thailand karena konon lebih murah harganya dan tentu saja hasil karya yang begitu rapi.

Menelusuri Hutan Pelawan, Penghasil Madu Pahit di Pulau Bangka

Gerbang masuk Hutan Pelawan.
Pulau Bangka tak hanya terkenal akan pantainya saja. Wisata menelusuri hutannya pun tak kalah menarik, seperti Hutan Pelawan. Di sini, Anda bisa mengenal madu pahit yang khas dari Pulau Bangka.

Mau liburan ke Pulau Bangka, tapi bosan dengan pantai? Jangan khawatir, selain menyajikan panaroma alam berupa pantai dengan bebatuan granitnya, Pulau Bangka juga menawarjan jenis objek wisata lain sebagai alternatif. Salah satunya yang sedang ramai-ramainya didatangi pengunjung adalah objek wisata Hutan Pelawan.

Sesuai namanya, di dalam kawasan ini tumbuh begitu banyak pohon pelawan, salah satu jenis pohon yang konon hanya ada di Pulau Bangka. Apabila berkembang, maka kembang-kembang itu kelak akan dihisap oleh lebah madu. Inilah cikal bakal madu pahit dari Bangka. Menarik bukan?

Objek wisata Hutan Pelawan terletak di Desa Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, sekitar 30 meter dari Pangkalpinang. Untuk bisa sampai ke lokasi hutan ini pun cukup mudah. Pada pertigaan Desa Namang, masuk jalan arah barat atau arah matahari tenggelam. Bila dari Pangkalpinang, tinggal lurus saja pada pertigaan jalan itu.

Setelahnya, tinggal mengikuti petunjuk jalan. Hanya ada satu atau dua belokan yang tidak terlalu jauh. Setelahnya, kita akan disambut oleh hamparan sawah yang menghijau, utamanya bila usia padi sedang remaja seusia dengan manusia. Sekitar 3 kilometer lebih, maka sampailah di objek wisata Hutan Pelawan.

Objek wisata Hutan Pelawan memang terhitung baru sebagai destinasi wisata di Pulau Bangka. Pemerintah Kbaupaten Bangka Tengah sepertinya betul-betul serius menggarap sektor pariwisata sebagai sektor pengganti tambang yang sebentar lagi bakal menghilang. Buktinya, sejumlah tempat yang berpotensi menaik wisatawan pun dikemas sedemikian rupa.

Pantai-pantai dibangun cottage-cottage. Objek wisata yang sudah punya nama ditambah fasilitasnya. Hal yang sama juga dilakukann terhadap potensi berupa kumpulan pohon-pohon pelawan yang ada di Desa Namang. Menyadari besarnya potensi dari hutan tersebut bila dikembangkan, maka jadilah area wisata Hutan Pelawan yang sekarang mulai dikenal luas.

Perihal objek wisata Hutan Pelawan yang ada di Desa Namang itu, saya sudah terlampau sering mendengarnya. Setiap kali pulang ke kampung halaman saya yang terletak paling selatan Pulau Bangka, saya pun pasti melewati desa ini. Hanya saja, kala itu saya kurang tertarik menelusuri kawasan ini. Menurut saya, sepertinya tidak ada hal yang begitu menarik pada sebuah hutan, terutama hutan di Pulau Bangka yang sependek pengetahuan saya hampir sudah tidak ada lagi yang perawan.

Semuanya sudah diisi oleh pepohonan yang tumbuh silih berganti, akibat sistem berladang masyarakat Pulau Bangka, ditambah tambang timah yang seolah tak terkendali. Namun, saya penasaran juga akhirnya setelah sering melihat orang-orang memajang foto di telepon pintarnya dengan latar belakang hutan Pelawan, pun demikian foro-foto yang ditampilkan di sosial media. Sepertinya lumayan menarik. Maka, pergilah suatu ketika saya ke objek wisata Hutan Pelawan.

Saat itu, saya pergi bersama dua orang sepupu saya, Debri dan Agung Pratama, berangkat dari Pangkalpinang. Lalu, pada sebuah persimpangan jalan menuju objek wisata Hutan Pelawan, tiba-tiba kami bertemu dengan adik kandung saya, Anggun Saputra dan dua orang teman lain yang masih terhitung keluarga, Pratama dan Robby. Akhirnya, pergilah bersama-sama kami menuju area Hutan Pelawan.

Untuk bisa masuk ke dalam kawasan hutan ini, cukup hanya dengan membayar uang parkir motor sebesar Rp. 2.000 per motor. Murah bukan? Ya, sebagain besar objek wisata yang ada di Pulau Bangka memang belum banyak yang dikomersialkan.

Pelan-pelan, kami menelusuri kawasan hutann pelawan, melewati jalan selebar kurang lebih 1 meter yang sudah di semen. Sepanjang jalan, yang terlihat memang pohon berwarna merah yang dominan. Itulah pohon pelawan. Semakin dalam, semakin banyak kayu dengan warna seperti ini, pun jenis kayu lain yang lebih  besar.

Di dalam hutan, ada beberapa pondok untuk istirahat pengunjung. Pada bagian selanjutnya, barulah kami berjumpa dengan jembatan kayu berwarna merah. Inilah identitas objek wisata Hutan Pelawan. Jembatannya lumayan panjang. Pada  sebuah bagian, ada semacam pondok kecil berwarna coklat. Pondok ini cukup unik menurut saya. Bagaimana, tertarik menelusuri Hutan Pelawan?

Wednesday, January 21, 2015

Turis Kurang Minati Aksesori untuk Oleh-oleh

Pedagang aksesori di kawasan Sosrowijayan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (21/1/2015), mengaku saat ini turis-turis kurang berminat terhadap aksesori.

Sejumlah pedagang aksesori di kawasan Sosrowijayan, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku saat ini turis-turis kurang berminat terhadap aksesori untuk oleh-oleh.

Pembeli aksesori sekarang rata-rata satu hari hanya dua sampai tiga turis. Berkurangnya minat turis ini, kemungkinan besar para turis sudah berbelanja banyak aksesori di Pulau Bali.

Beraneka ragam bentuk dari aksesori dari mulai gelang, kalung hingga gantungan kunci ini dijual oleh para pedagang. Banyak juga pedagang di kawasan kaki lima Malioboro mengalami hal yang sama.

Berkurangnya minat turis membeli aksesori, membuat pedagang berinovasi untuk membuat barang dagangan yang mampu menarik minat wisatawan lokal.

"Saat ini wisatawan asing sudah jarang yang membeli aksesori. Kemungkinan besar karena mereka sebelumnya dari Bali sehingga mereka membeli di sana. Jika ada yang membeli aksesori di sini, turis tersebut rata-rata membeli gelang atau gantungan kunci yang berbentuk unik," ujar Agus, salah satu pedagang aksesori

Menpar Gandeng Asita Jalankan Tiga Program Pariwisata

Ilustrasi wisatawan saat mengunjungi pasar tradisional di Pasar Ubud, Gianyar, Bali beberapa waktu lalu.


Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menggandeng para pelaku industri biro perjalanan wisata yang tergabung dalam Asita untuk menjalankan tiga program pariwisata melalui

"branding", "advertise", dan "selling".

"Tiga program ini sudah kami bicarakan dengan Asita, dan kita sepakat untuk menjalankannya bersama-sama," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Senin (19/1/2015).

Arief mengatakan ketiga program itu akan dikemas dalam satu langkah besar yakni "integrated marketing communication".

Menurut Arief untuk program branding pariwisata Indonesia, yakni "Wonderful Indonesia" atau Pesona Indonesia, pihaknya sangat memerlukan dukungan industri dalam

menyebarluaskan branding tersebut.

"Seperti Malaysia dengan 'Truly Asia'-nya, kita butuh dukungan industri untuk selalu menggunakan branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia dalam setiap

operasionalnya," ucapnya.

Sementara untuk "advertise", Arief mencontohkan untuk kegiatan yang akan segera digelar, misalnya, dalam menyambut Imlek, pihaknya juga memerlukan dukungan industri untuk bisa

merancang paket yang menarik untuk wisatawan.

Sedangkan untuk "selling" Kementerian Pariwisata (Kemenpar)selalu siap memfasilitasi para pelaku industri pariwisata untuk melakukan pemasaran atau pertemuan bisnis dengan

jaringan pasar yang lebih luas termasuk pameran-pameran pariwisata di berbagai negara.


Sebelumnya Ketua Asita Chapter DIY Edwin Ismedi Himna setelah bertemu dengan Menpar Arief Yahya dan jajarannya menyatakan mendukung program Kemenpar yang salah satunya fokus 

untuk mendongkrak kunjungan wisatawan Tiongkok hingga 2 juta orang mulai tahun ini.

Edwin menambahkan, mulai tahun ini pihaknya melatih dan membekali para pemandu wisata yang ada dengan kemampuan bahasa Mandarin agar bisa memberikan pelayanan yang lebih prima 

kepada wisatawan Tiongkok.

Selain itu, sejumlah paket wisata pun mulai dikembangkan dan dirancang khusus untuk wisatawan asal Tiongkok. "Kami sudah punya paket, misalnya, seperti napak tilas Cheng Ho 

atau reuni marga. Kami melihat ini sangat potensial untuk dikembangkan," kata Edwin.

Monday, January 19, 2015

Nasi Jinggo Bali, Sederhana dan Murah Meriah...

Nasi Jinggo di Bali dulunya dikenal sebagai nasinya para sopir, buruh bangunan, buruh 'suwun' (tukang panggul). Ketika pertama kali muncul, harga nasi jinggo hanya Rp 1.000 per bungkus.

Nasi Jinggo sudah menjadi ciri khas nasi rakyat yang fenomenal. Kenyataannnya, nasi jinggo hingga kini memiliki kesan nasi rakyat, nasi sederhana, murah dan meriah. Seperti yang diungkapkan penjual nasi jinggo asal Denpasar, Bali, Nengah Surati (54).

“Kalau zaman dulu sih yang namanya nasi jinggo itu nasinya para sopir, buruh bangunan, buruh 'suwun' (tukang panggul). Harganya murah, pertama kali 'tiang' (saya) jualan nasi jinggo hanya seribu rupiah per bungkus, dulu sekali, lupa tahunnya,” kata Nengah Surati, di Denpasar, Sabtu (17/1/2015).

Surati menjelaskan bahwa nasi jinggo setiap harinya bisa dijual di sepanjang jalan, warung lesehan ataupun angkringan. Harganya juga beragam, antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000 tergantung lauk pauknya. Tapi jika nasi jinggo akan disuguhkan dalam acara arisan, kawinan, potong gigi atau acara apa pun di Bali, harga disesuaikan permintaan pembeli dengan porsi yang layak dan harganya bisa mencapai Rp 10.000.

“Kalau yang dijual di jalan-jalan rata-rata harganya Rp 3.000. Tapi kalau ada pesanan dengan isinya yang banyak, ya harganya berbeda. Biasanya 'tiang' (saya) kasih harga Rp 10.000 dengan lauknya yang lebih banyak, biasanya ada tambahan sate lilit,” tambahnya.

Yang menjadi ciri khas nasi jinggo adalah nasi bungkus daun pisang dengan isi nasi yang pulen, sedikit daging ayam, sambal goreng tempe dan sambal yang super pedas.

Tapi jika nasi jinggo pesanan dengan harga lebih mahal, bisa ditambah telor asin, sate lilit atau sate daging ayam, kacang goreng dan sayur tumis. Berapa pun harganya, yang namanya nasi jinggo hanya ada di Bali.

Citilink Berlakukan Tarif Batas Bawah 40 Persen


Maskapai penerbangan Citilink Indonesia sejak 15 Januari 2014 telah memberlakukan tarif penerbangan batas bawah atau tarif terendah sebesar 40 persen dari tarif batas atas sesuai pengelompokan yang ditentukan pemerintah di semua rute penerbangan yang dimiliki Citilink.

“Pemberlakuan tarif batas bawah tersebut sesuai dengan ketentuan Kementerian Perhubungan melalui Peraturan Menteri Perhubungan No.91 Tahun 2014 yang mengharuskan maskapai penerbangan wajib menerapkan batasan tarif normal yang merupakan tarif jarak terendah sampai tarif jarak tertinggi,” kata Pelaksana tugas President & CEO Citilink Indonesia, Albert Burhan di Jakarta, Jumat (16/1/2015) lalu.

Albert menjelaskan, pemberlakuan tarif batas terendah seperti yang diminta pihak regulator sudah diberitahu kepada semua perwakilan Citilink di seluruh Indonesia dan sudah berlaku serentak sejak Kamis (15/1/2015) sesuai aturan baru dari Kemenhub yang dikeluarkan pada 30 Desember 2014.

Albert memaparkan, hendaknya Kementerian Perhubungan juga mengawasi secara ketat implementasi dari PM No.91/2014 terhadap semua maskapai penerbangan sehingga aturan tersebut betul-betul di patuhi dan tidak ada yang melanggar.

"Citilink menyadari bahwa secara umum aturan itu dikeluarkan sebagai upaya untuk memperbaiki iklim dunia penerbangan nasional agar menjadi lebih baik,” kata Albert yang sehari-hari menjabat sebagai Direktur Keuangan Citilink.

Sunday, January 18, 2015

Hotel Pop! Kini Ada di Dewi Sri Kuta

Hotel Pop! Dewi Sri di Legian, Kuta, Bali.

Jalan Dewi Sri, Legian, Bali, kini tidak hanya berubah menjadi destinasi kuliner spesial di kawasan Kuta, namun juga berkembang menjadi areal yang dikenal dengan menjamurnya

hotel berbiaya rendah.

Tauzia Hotel Management pun jeli menangkap momen tersebut dengan menghadirkan Hotel Pop!, hotel budget yang stylish bagi pelancong yang cerdas dan bersahabat dengan

lingkungan.

Tagline ‘Gaya Pop Semua Klop’ masih diusung oleh Hotel Pop! Dewi Sri ini. Mulai dari kamar yang tampil dengan gaya minimalis dan masih dengan konsep eco-friendly. Dengan 128

kamar bebas rokok yang terbagi menjadi 78 kamar double bed dan 50 kamar twin bed, Hotel Pop!
diperuntukkan bagi Anda yang menginginkan hotel yang dapat menampung hingga 3 orang dengan harga terjangkau dan tentunya menyediakan fasilitas utama yang diperlukan para

flashpacker saat ini, layanan wi-fi internet gratis.

Hotel Pop! sedemikian terkenal dengan sarapan dengan konsep cepat dan hemat, namun ada yang berbeda di Hotel Pop! Dewi Sri. Morning Bites akan disediakan berbeda setiap hari,

mulai dari nasi jinggo, nasi kuning, nasi merah, nasi hijau, nasi bakar, hingga nasi uduk.

Hotel Pop! Dewi Sri di Legian, Kuta, Bali.

Tersedia juga beragam bubur seperti bubur ayam, bubur kacang hijau, bubur ketan hitam hingga bubur sumsum. Tentunya disertai dengan pilihan kopi, teh dan susu di hotel budget

dengan harga mulai dari Rp 348.000 nett ini.

Selain itu, setiap kamar Hotel Pop! Dewi Sri juga dilengkapi dengan televisi, safe deposit box, hingga selimut tambahan. Memang tidak tersedia in-house phone di dalam kamar,

namun jika Anda ingin menghubungi front desk yang melayani 24 jam, Anda cukup menghubungi melalui in-house phone yang terletak di setiap koridor di tiap lantai.

Sementara bagi Anda yang membutuhkan tempat merokok, pihak hotel menyediakan areal khusus di balkon lantai 2 yang cukup luas bahkan bisa Anda jadikan tempat bersantai sambil

menikmati kopi ataupun minuman ringan.

Di Jepang, Toilet Saja Bisa Jadi Obyek Wisata

Bangunan ini didesain sebagai rumah tradisional Jepang. Padahal ini sebenarnya toilet.

DESTINASI wisata ini berlokasi di jantung kota Tokyo. Tetapi anehnya, belum banyak wisatawan yang tahu tempat asyik ini, bukan hanya wisatawan asing, juga wisatawan dalam negeri.

Daerah yang mungkin kurang promosi sehingga banyak yang kurang mengenalnya. Tetapi bagi beberapa orang Tokyo yang suka jalan-jalan, pasti tahu daerah wisata ini karena memang dilestarikan dengan baik budaya lama Jepangnya.

Tempat asyik ini lokasinya tak lain adalah di dekat stasiun kereta api bawah. Namanya stasiun Kiyosumi Shirakawa, langsung cari pintu keluar A3. Di depan mata, menyeberang jalan, langsung kita akan menemukan "Taman Kiyosumi" yang luasnya 8 hektar lebih. Taman tradisional Jepang dengan kolam ikan dan batu-batuan ala Jepang sangat indah sekali.

Masih dari pintu ke luar A3 tadi, kalau kita ke kiri, lalu menemukan jalan kiri, kita ke kiri lagi. Nah sebelah kiri jalan ada toilet sangat menarik. Dari penampakan luar, model rumah tradisional Jepang.

Semula saat saya ke sana, saya mengira ini adalah rumah kuno yang dilestarikan atau ada perayaan sesuatu. Tapi setelah melihat dengan teliti, ternyata kamar-kamar toilet yang satu untuk lelaki dan satu lagi untuk perempuan.

Toilet saja dibuat sangat khusus dengan model rumah tradisional Jepang. Lengkap dengan lampu kuno gaya zaman Edo Jepang di depan toilet, indah sekali. Jelas ditujukan untuk kalangan wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat umum. Siapa pun boleh masuk ke sana dan gratis tak perlu bayar apa pun.

Seperti toilet biasa lainnya di Jepang, toilet ini sangat teratur baik, bersih dan indah, lengkap dengan tisu atau pengeringnya. Padahal semua gratis. Maklum ada anggaran pemda setempat khususnya dewan pariwisatanya.

Guna menjaga keindahan lingkungan wisata itu pun, di depan toilet terpasang papan pengumuman Larangan Menaruk Sepeda di sana. Sayangnya semua Bahasa Jepang sehingga kalau ada orang asing ke sana pakai sepeda, tak bisa baca, mungkin akan menaruh sepedanya begitu saja di sana.

Di sebelah kiri toilet ada toko kelontongan tradisional Jepang. Menarik karena seolah kembali ke zaman kunio epang. Di depan toilet itu pun saja juga, ada toko yang menjual barang-barang kelontongan produk masa lampau Jepang. Bahkan si penjual dengan baju pedagang kuno Jepang berusaha bergaya seperti street performer di depan tokonya sehingga bisa lebih menarik bagi orang yang lalu-lalang ketimbang tokonya.

Kuil Khusus

Daerah jalan toko-toko kuno tersebut dulunya tahun 1961 merupakan deretan toko-toko (Shotengai) sejumlah 100 toko. Namun kini hanya tinggal beberapa toko kuno saja. Selebihnya jadi sarana lain seperti tempat pendidikan, kantor, atau rumah tinggal baru.

Tidak jauh dari toko itu pula, ada kuil khusus bagi orang yang bergerak di bidang bisnis seperti broker tanah. Bagi pengusaha sangat disarankan ke kuil ini karena dewa khusus perdagangan di kuil ini dipercaya cukup ampuh dan percaya bisnisnya akan jadi sukses nantinya setelah melakukan ibadah di kuil kecil tersebut. Itulah kuil Shusse Fudouson atau Chousenin Fudouji, yang berwarna merah.

Masih satu deret dengan toilet tadi, jalan sedikit beberapa langkah sebelah kiri ada kuil Reiganji yang didirikan tahun 1624. Di dalam lokasi kuil ini juga ada sekolah Taman Kanak-kanak dengan bangunan dua lantai modern, serta taman sekelilingnya. Cukup luas memang lokasi kuil dan sekolah milik satu Yayasan Reiganji.

Melanjutkan perjalanan, semakin ke dalam lagi di sebelah kiri ada Museum Dokumen Edo. Daerah Kiyosumi Shirakawa ini memang sebenarnya daerah wisata kuno yang kurang populer. Banyak kuil kecil-kecil di sana mungkin menarik bagi yang suka jalan-jalan sambil beribadah. Namun sembari melihat-lihat tenpat-tempat kuno juga di sekitarnya.

Ada sedikitnya empat lokasi wisata berdekatan menarik kita kunjungi, cukup jalan-jalan sehari dari pagi hingga sore hari. Kecuali memasuki taman Kiyosumi dan Museum Dokumen Edo Fukagawa yang keduanya harus bayar, lokasi wisata lain gratis, dapat kita tengok pelan-pelan budaya lama Jepang yang masih terlestarikan di daerah ini. Kemudian apabila mau jalan kaki sekitar 25 menit dari daerah wisata itu, kita bisa menemukan Ryogoku, tempat stadion utama pertandingan Sumo di Jepang.

Saturday, January 17, 2015

Ruang Publik Pantai di Thailand Makin Luas

Pantai Pattaya

Thailand tengah menempatkan aturan zona baru untuk mengurangi area kursi pantai dan payung sehingga lebih ada ruang untuk para wisatawan berjemur menikmati matahari. Pantai-

pantai yang mendapatkan zona baru ini adalah Pattaya dan Jomtien.

“Kebijakan pengaturan zona terbaru ini diberlakukan berdasarkan Peraturan Daerah yang bertujuan untuk menyediakan ruang publik pantai dan meningkatkan pengalaman wisatawan.

Wisatawan dapat memilih untuk bersantai di hamparan pasir yang luas atau mencari kursi pantai dan payung di area yang sudah disiapkan," kata Suladda Sautilavan, Direktur

Tourism Authority of Thailand (TAT) kantor Pattaya.

Di bawah regulasi zona yang baru, pantai Pattaya dan Jomtien sekarang menawarkan 10 meter uang publik berupa pantai berpasir yang kosong. Zona lainnya adalah pantai kosong

setiap 100 meter zona dengan kursi pantai, payung, dan pedagang yang terpisah setiap satu meter.

Pantai Pattaya yang terbentang sejauh 2,9 kilometer ini sekarang menawarkan ruang publik dengan luas 1,75 kilometer atau 60 persen dari total area. Sedangkan di pantai

Jomtien, dari 5,9 kilometer pantai terdapat ruang publik seluas 3,4 kilometer atau sekitar 58 persen dari luas yang ada. Area yang tersisa di kedua pantai digunakan sebagai

area untuk kursi-kursi pantai dan payung rental.

Sebagai tambahan, pihak otoritas telah menyatakan setiap hari Rabu sebagai hari libur untuk para penjual yang berbisnis di pantai Pattaya dan Jomtien. Hal ini untuk memberikan

ruang lebih bagi publik, baik untuk orang-orang lokal ataupun bagi para wisatawan.

Sebelum pantai Pattaya dan Jomtien, regulasi zona ini pernah di diperkenalkan di pantai Phuket, Prachuap Khiri Khan (Hua Hin), dan Chon Buri (Bang Saen) untuk memastikan

wisatawan internasional dan turis-turis lokal dapat menikmati pantai saat mengunjungi destinasi resor kebanggaan Thailand.

“Kami menghargai pemerintah Thailand dan pemerintah daerah dalam upaya mereka untuk mengembalikan pesona alam daerah wisata yang mempesona, sehingga pengunjung dapat menikmati

mereka tanpa halangan. Kami berharap dengan keindahan pantai-pantai ini dapat menarik lebih banyak wisatawan asing untuk datang ke Thailand dan merasakan pengalaman Thailand

yang mengesankan," kata Suladda.

Bersenang-senang Menyelam di Dodola

Wisatawan menikmati keindahan alam Pulau Dodola, Morotai, Maluku Utara, Jumat (14/9/2012). Pulau Dodola merupakan salah satu objek wisata di Morotai yang sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

PASIR putih menghampar, laut biru muda bening kaca, pepohonan nyiur memagari pesisir. Atapnya, langit biru berpadu awan putih. Kami bagaikan berada di negeri dongeng. Ketika

surut, Dodola semakin menunjukkan kemolekannya. Pasir putih merayu kami untuk bermain di atasnya.

Pulau di barat laut Durabi ini menjanjikan kami fun dive. Kedalaman hanya sekitar 15 sampai 20 meter dengan pemandangan didominasi pasir. Boleh jadi daerah ini dapat disebut

patchy reef. Tutupan karangnya berkelompok terpisahkan pasir yang luas. Tiap kelompok karang biasanya terdapat table coral dan leather coral.

Terlihat juga beberapa giant kima dan trigger fish, juga clown fish bermain di sekitar anemon yang tebal. Bila mempunyai lebih banyak waktu, kita bisa menunggu banyak belut

kecil (garden eel) keluar dari pasir menyerupai rumput. Namun, kami harus waspada terhadap ikan pari serta kawanan hydroid sejenis soft coral yang akan terasa panas seperti

terbakar jika tersentuh kulit (karang penyengat).

Sebelum mencapai Dodola, kami sempat menyinggahi Pulau Zumzum, berkas markas Jenderal Douglas MacArthur. Di sini masih banyak tersebar mesiu aktif, serpihan mesiu, juga

puing-puing tongkang yang hampir rata dengan pasir. Menurut penduduk, dulu pernah digunakan sebagai jembatan penghubung ke pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Lima menit berjalan masuk ke hutan, terdapat Monumen MacArthur. Bagi masyarakat Morotai, sang jenderal dianggap berjasa karena telah membebaskan mereka dari kekejaman kerja

paksa saat penjajahan Jepang.

Friday, January 16, 2015

Agar Lebih Santai dalam Penerbangan

ILUSTRASI - Penumpang di pesawat

AGAR merasa lebih santai dalam penerbangan, terutama jarak jauh yang melewati beberapa wilayah waktu, Asosiasi Fisioterapi Autralia menyarankan agar Anda menyegarkan diri menurut petunjuk di bawah ini. Lakukan gerakan ini sambil duduk secara perlahan-lahan, tanpa sentakan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Ulangi setiap gerakan 3 – 5 kali.

Latihan leher
- Tekuklah leher dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Muka dan pandangan tetap ke depan.
- Angkat bahu ke atas dan turunkan perlahan-lahan.
- Putar bahu ke depan, kemudian ke belakang.

Latihan punggung
- Dorong dada ke depan sampai punggung melengkung. Tahan selama 2 – 3 detik kemudian kembalikan perlahan-lahan sampai ke posisi duduk dengan santai kembali.
- Letakkan kedua telapak tangan pada bahu masing-masing. Selanjutnya, angkat lutut kiri hingga menyentuh siku tangan kanan. Demikian pula sebaliknya, angkat lutut kanan hingga menyentuh siku tangan kiri.
- Letakkan masing-masing tangan pada sisi kiri dan kanan badan, kemudian miringkan badan ke kanan dan ke kiri.

Latihan tungkai dan kaki
- Geliatkan tumit sampai ke ujung kaki selama 20 – 30 detik, kemudian angkat kaki secara bergantian.
- Dorong ujung kaki ke kiri dan ke kanan dan kembalikan. Lakukan sampai beberapa kali.
- Jejakkan kedua tumit ke lantai, angkat jari-jarinya. Jejakkan pula jari-jari kaki, kemudian naikkan tumitnya.

Nah, itu tadi yang bisa dilakukan agar lebih santai dalam penerbangan dan tidak menjadi bosan selama penerbangan.

Wah, Piza Berapi seperti Gunung Meletus

Cheesy Cheese Volcano Pizza di Barley

Bistro yang namanya diambil dari salah satu bahan utama bir ini dipimpin oleh Chef Hengky Efendy yang pernah bekerja di bawah Gordon Ramsay, salah satu koki ternama di dunia. Makanan olahannya begitu lezat dan terkesan menyenangkan. Bersiaplah untuk jatuh hati!

Barley yang terletak di daerah Sunter, tepatnya di Ruko Green Lake Sunter, Jalan Danau Sunter Selatan Blok M, Jakarta Utara, ini berkonsepdining, open-bar, dan tempat hang out. Suasana tempat ini berkesan santai. Barley buka pada Minggu hingga Kamis dari pukul 10.00 hingga pukul 23.00, sedangkan untuk hari Jumat dan Sabtu dibuka dari pukul 10.00 hingga pukul 24.00.

Interior di setiap lantai memiliki atmosfer yang berbeda-beda, tetapi tetap membawa suasana nyaman dan santai. Jika Anda merasa bosan maka Anda bisa bermain biliar yang berada di lantai tiga. Sedangkan jika Anda merencanakan sebuah acara, maka Anda bisa memesan venue ini dengan biaya minimal Rp 500.000. Makanan yang disajikan di sini merupakan fusion western dengan Asia.

Lantai 3 Barley

Salah satu makanan yang wajib dicoba adalah menu Volcano Pizza yang unik. Volcano Pizza ini adalah sebuah makanan menarik dan pantas untuk dijadikan hidangan yang disantap beramai-ramai. Piza ini tidak seperti pizatradisional yang bundar dan memiliki topping di atasnya. Isi piza ini berada di dalam sebuah roti tipis dan mengembung.

Sebelum dihidangkan, piza ini akan di-flambé, sebuah teknik memasak dengan api yang dinyalakan menggunakan minuman beralkohol. Hasilnya, piza ini seperti berapi-api. Dengan teknik ini akan menciptakan sebuah rasa manis yang melekat di piza dan membuat piza ini semakin enak. Tentu saja setiap orang boleh memilih opsi flambé atau tidak, terutama untuk pelanggan anak-anak.

Selain makanan-makanan yang lezat, Barley juga memiliki seleksi minuman baik beralkohol maupun non-alkohol yang enak. Minuman yang perlu dicoba misalnya cocktail Barley yang terkenal, yaitu "Lychee Mojito". Sedangkan bagi Anda yang tidak teralu suka dengan minuman alkohol, Anda bisa mencicipi "Barley Lover", sebuah mocktail yang terbuat dari campuran cranberry juice, apel, madu, dan air soda.

Tuesday, January 13, 2015

Dilarang Berenang di Laut Mati

laut mati

JIKA Anda adalah seorang perenang ulung, sangat disayangkan. Pasti Anda tidak akan dapat menikmati Laut Mati dengan kemampuan Anda tersebut.

Menempuh perjalanan dari Eilat, kota pertama di Israel yang kami tapaki begitu keluar dari wilayah Mesir menuju Ein Boqeq yang berada persis di tepi Laut Mati sungguh sangat membosankan pemandangannya. Wilayah selatan Israel memang gersang. Sekilas ada beberapa lokasi yang dijadikan kebun kurma.

Kalau saja tidak mampir makan es krim yang lezat dan menyegarkan di daerah Yotvata, maka lengkaplah penderitaan di musim panas yang sedang dialami Israel. Suhu di luar minibus yang membawa kami hampir mencapai 40 derajat Celcius. Ditambah kelelahan yang belum hilang akibat naik-turun Gunung Sinai dini hari hingga pagi.

Akhirnya sekitar pukul 05.00 sore waktu setempat kami tiba di Ein Boqeq, tepatnya di sebuah resor di tepi Laut Mati. Resor yang sangat ramai karena pada saat itu sedang liburan sekolah musim panas. Tidak heran resor tersebut penuh dengan anak-anak dan remaja yang berlibur bersama orang tuanya.

Dalam perjalanan menuju Ein Boqeq, pemandu wisata dengan sabar dan dalam Bahasa Inggris yang sangat baik, menegaskan dengan seksama cara yang tepat untuk menikmati Laut Mati. Yang pertama ditekankan bahwa tidak perlu kuatir akan tenggelam jika tidak dapat berenang. Yang kedua adalah tidak perlu berenang di Laut Mati, sekalipun dunia tahu bahwa Anda perenang ulung sekalipun. Loh jadi bagaimana ?

Cukup dengan pakaian renang yang pantas, kita merendamkan diri di tepi Laut Mati. Tetapi ingat, jangan masukan semua bagian kepala Anda ketika berendam. Boleh juga mengambil posisi terlentang seperti tidur. Nah, cuma begitu saja loh aktivitasnya. Sambil berendam tentu saja Anda dan rekan dapat ngobrol atau sambil terlentang membaca buku kesayangan Anda. Tetapi sangat tidak dianjurkan saling mencipratkan air ke bagian wajah.

Anda boleh berada di dalam air selama maksimum 20 menit saja. Setelah itu segera bilas dengan air tawar yang berada di dekat lokasi penjaga pantai. Setelah dibilas dengan air tawar silakan kalau mau masuk ke dalam Laut Mati lagi untuk berendam atau mengapung terlentang selama 20 menit berikutnya. Biasanya memang jarang ada pengunjung yang berlama-lama berendam.

Jatuh Cinta pada Rasa Pertama Sushi Matsu

Salmon Sashimi

RESTORAN Jepang banyak jumlahnya di Jakarta dan sekitar. Mau cari yang bintang lima sampai kaki lima, ada. Menunya pun juga tak akan jauh berbeda. Namun inilah yang disebut, “Beda tangan beda rasa”. Biarpun bumbu Jepang umumnya sudah paten memiliki rasa yang kurang lebih sama, tetap saja sedikit sentuhan akan memberikan perbedaan besar dalam rasa. Dan, inilah pengalaman rasa saya di Sushi Matsu Restaurant yang berlokasi di BSD City Tangerang.

Nigiri Sushi Nami, merupakan pesanan pertama yang hadir di meja kami. Set menu sushi ini berisi meat fish, salmon, crab meat (kepiting), cooked prawn (udang), tuna, octopus (gurita), dan telur omelette.Tampilan set sushi yang sangat menggairahkan, saya menyebutnya.

Irisan daging yang tebal bertemu dengan pulungan nasi yang imut. Sehingga dapat ditempuh dengan sekali suap. Sensasinya? Hmm… rasa gurih dari kesegaran ikan akan langsung menguasai indera pengecap. Selain itu nasinya jika diperhatikan juga bertipikal gendut-gendut. Rasanya? Sudah pasti lezat.

Ukuran nasi memiliki pengaruh besar terhadap keseluruhan rasa sushi. Paling tidak ini pengalaman saya pribadi. Senikmat-nikmatnya sushi, paling nikmat ketika ia bisa dimakan dalam sekali lahap. Di Sushi Matsu kudapatkan ukuran tersebut.

Dan, yang paling "ngeri-ngeri sedap" adalah shoyu. Sebelum kemari, saya selalu berpikiran bahwa cocolan untuk sushi bernama shoyu ini pasti akan sama pada semua restoran Jepang. Karena dari puluhan restoran Jepang, bahkan di Jepang sendiri, saya tak merasakan perbedaan rasa yang signifikan pada shoyu. Namun di sini, ternyata sedikit cocolan akan memberikan perbedaan rasa yang sangat besar. Susah menjelaskannya, silahkan dirasakan sensasinya dengan mencoba sendiri.

Usai makan, saya sempat bertegur sapa dengan pemilik, Irene, dan mengutarakan pendapat saya mengenai nasi dan shoyu yang menggetarkan ini. Ternyata sushi di sini dibuat dengan menggunakan beras asli Jepang. Selain itu shoyu juga home made, alias mengalami proses pengolahan kembali dengan bumbu-bumbu lainnya. Pantas saja lezat.

Unagi Sushi merupakan menu kedua yang datang. Menurut saya pribadi, makannya tidak usah pakai shoyu dan wasabi apalagi tambah jahe merah muda. Dimakan begitu saja dan lidah pun akan langsung keriting keenakan. Teskturnya padat namun lembut, lunak namun tidak hancur. Jika Anda belum pernah coba Unagi Sushi, Sushi Matsu adalah tempat yang tepat untuk mencoba. Sushi Matsu Restaurant beralamat di Ruko Golden Madrid 2 Blok G Nomor 6, BSD City Tangerang. Buka pada pukul 11.00 hingga 21.00.

Sunday, January 11, 2015

Dua Makanan Wajib Coba Saat Berada di Cirebon

Warga menikmati menu di warung makan Nasi Jamblang Mas Toto di Jalan Gunung Sari, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (5/7/2011). Makanan khas Cirebon ini berupa nasi yang disajikan menggunakan alas daun jati dan dimakan dengan pilihan aneka lauk.

Salah satu hal yang wajib dilakukan saat berwisata ke suatu wilayah di Indonesia ialah mencicipi kuliner tradisionalnya. Ya, mencicipi kuliner tradisi di tempatnya langsung akan menjadi pengalaman bersantap yang menyenangkan. Begitu juga saat Anda datang ke Cirebon, kota yang berada di pesisir Jawa Barat ini memang tak memiliki wilayah yang besar. Karena itu lah, mudah bagi Anda untuk menyusuri dan berwisata kuliner. Beberapa di antaranya mungkin sudah tersedia di Jakarta, tapi tak ada salahnya bila Anda mencicipi dua makanan yang paling banyak dijajakan di Kota Udang ini.

Nasi Jamblang

Nai Jamblang merupakan sajian nasi lengkap khas Cirebon. Dahulu, Nasi Jamblang merupakan nasi putih yang dibungkus dengan daun jati dan boleh ditambahkan dengan berbagai macam pilihan lauk. Saat ini, daun jati sudah tidak digunakan sebagai pembungkus nasi, melainkan digunakan sebagai alas piring.

Nasi Jamblang Ibu Nur menjadi salah satu warung makan nasi tradisional Cirebon yang sudah dikenal. Warung makan ini selalu ramai setiap hari.

Sedangkan aneka lauk yang dapat dipilih, di antaranya tempe goreng, ikan asin, aneka pepes, ayam goreng, tumis cumi hitam, tumis udang, aneka sate, semur telur, gulai lidah, limpa sapi, paru paru goreng dan banyak lagi. Pengunjung datang, bebas memilih lauknya sebagai pelengkap nasi dengan harga bervariasi mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 17.500. Semakin banyak lauk yang dipilih akan semakin mahal harganya.

Nasi Jamblang Khas Cirebon

Di Cirebon, sudah banyak sekali warung-warung makan sederhana yang menjajakan sajian ini. Tapi walaupun banyak, ternyata keseluruhannya selalu ramai dikunjungi. Kalau menyempatkan diri saat makan siang tiba, jangan harap warung-warung makan ini lengang. Pengunjung datang harus rela antre sebelum menyantapnya. Apalagi bila datang kemalaman, di atas pukul 7 malam dijamin tak akan kebagian kuliner tradisi yang satu ini. Beberapa warung makan yang namanya mulai dikenal, di antaranya Nasi Jamblang Ibu Nur yang berlokasi di Jalan Cangkring II No. 34, Nasi Jamblang Mang Dul di depan Grage Mall, dan Nasi Jamblang Pelabuhan yang berada dekat pintu masuk pelabuhan Cirebon.

Empal Gentong

Buang jauh-jauh pikiran bahwa Empal Gentong mirip dengan gepuk. Empal Gentong Cirebon nyatanya lebih mirip dengan gulai yang dimasak dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar di dalam gentong atau periuk tanah liat. Namanya diambil dari cara memasak yang khas menggunakan gentong. Isinya sendiri merupakan empal yang terdiri dari potongan-potongan daging dan jeroan sapi. Isian yang umum digunakan ialah usus, babat, paru, limpa dan daging sapi.

Hidangan empal gentong di sebuah warung makan milik di Jalan Raya Indramayu - Cirebon, Eretan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Empal gentong adalah kuliner berupa daging sapi dengan kuah yang merupakan makanan khas setempat yang bisa didapat di sepanjang jalur pantai utara dari Indramayu menuju Cirebon.

Awalnya, Empal Gentong berasal dari desa Battembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Makanan yang berkuah kental ini disajikan panas-panas dengan pilihan nasi atau lontong. Di atas kuahnya juga ditaburi banyak sekali irisan daun kucai. Bila kurang rasa, pemesan dapat menambahkan jeruk nipis dan cabai merah kering bubuk. Harganya juga bervariasi mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 20.000. di sepanjang Desa Battembat, ada banyak sekali warung makan Empal Gentong, di antaranya Empal Gentong Apud dan Empal Gentong Amarta. Tapi yang tidak kalah terkenal namanya berada di Jalan Kerucuk, yaitu Empal Gentong Mang Darma.

Di warung-warung makan tersebut, Anda tak hanya dapat memesan Empal Gentong saja. Tersedia juga Empal Asem yang mirip dengan Empal Gentong hanya saja tidak berkuah santan. Empal Asem berkuah bening dengan rasa asam dari belimbing wuluh dan asam jawa. Selain itu juga tersedia menu sate kambing. Pilih saja sesuai selera.