Ilustrasi wisatawan saat mengunjungi pasar tradisional di Pasar Ubud, Gianyar, Bali beberapa waktu lalu.
"branding", "advertise", dan "selling".
"Tiga program ini sudah kami bicarakan dengan Asita, dan kita sepakat untuk menjalankannya bersama-sama," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Senin (19/1/2015).
Arief mengatakan ketiga program itu akan dikemas dalam satu langkah besar yakni "integrated marketing communication".
Menurut Arief untuk program branding pariwisata Indonesia, yakni "Wonderful Indonesia" atau Pesona Indonesia, pihaknya sangat memerlukan dukungan industri dalam
menyebarluaskan branding tersebut.
"Seperti Malaysia dengan 'Truly Asia'-nya, kita butuh dukungan industri untuk selalu menggunakan branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia dalam setiap
operasionalnya," ucapnya.
Sementara untuk "advertise", Arief mencontohkan untuk kegiatan yang akan segera digelar, misalnya, dalam menyambut Imlek, pihaknya juga memerlukan dukungan industri untuk bisa
merancang paket yang menarik untuk wisatawan.
Sedangkan untuk "selling" Kementerian Pariwisata (Kemenpar)selalu siap memfasilitasi para pelaku industri pariwisata untuk melakukan pemasaran atau pertemuan bisnis dengan
jaringan pasar yang lebih luas termasuk pameran-pameran pariwisata di berbagai negara.
Sebelumnya Ketua Asita Chapter DIY Edwin Ismedi Himna setelah bertemu dengan Menpar Arief Yahya dan jajarannya menyatakan mendukung program Kemenpar yang salah satunya fokus
untuk mendongkrak kunjungan wisatawan Tiongkok hingga 2 juta orang mulai tahun ini.
Edwin menambahkan, mulai tahun ini pihaknya melatih dan membekali para pemandu wisata yang ada dengan kemampuan bahasa Mandarin agar bisa memberikan pelayanan yang lebih prima
kepada wisatawan Tiongkok.
Selain itu, sejumlah paket wisata pun mulai dikembangkan dan dirancang khusus untuk wisatawan asal Tiongkok. "Kami sudah punya paket, misalnya, seperti napak tilas Cheng Ho
atau reuni marga. Kami melihat ini sangat potensial untuk dikembangkan," kata Edwin.
No comments:
Post a Comment